Maraknya kegiatan OUTBOUND dan permainan FLYING FOX ataupun semacamnya
yang tengah menjamur saat ini, menjadi sebuah alternatif di sela-sela liburan
sekolah ataupun rekreasi perusahaan yang hampir setiap orang pernah mencobanya.
Bahkan tidak hanya satu atau dua kali kita pernah mencoba permainan-permainan
seperti ini. Namun tidak sedikit yang beranggapan, bermain Flying Fox saja sudah berarti
melakukan Outbound sepenuhnya. Fenomena ini seakan telah menjadi opini masyarakat mengenai program pelatihan OUTBOUND. Jika dilihat dari sejarah dan tujuan Outbound jelas ini sangat jauh berbeda
dengan opini yang menyebar luas di masyarakat saat ini yang menyatakan Outbound adalah Flying Fox ataupun
sebaliknya.
FLYING FOX
Flying Fox yang kita kenal di Indonesia
adalah sebuah permainan yang cukup mengasyikan, menyenangkan, sekaligus
menegangkan yang dapat memacu adrenalin setiap orang yang
mencobanya. Nama Flying Fox diambil dari nama hewan yang
artinya rubah terbang, karena padasaat melakukan permainan ini layaknya seekor
rubah yang sedang terbang.
Di Australia permainan ini dikenal dengan nama Zip-Line yang
berfungsi untuk men-suplai amunisi, makanan, atau alat-alat yang sulit di
jangkau dengan menggunakan alat transportasi, seperti lereng yang curam ataupun
sungai yang lebar.
Permainan Flying Fox memang sangat menarik bagi beberapa orang, tidak
terbatas usia baik Dewasa maupun Anak-anak. namun memiliki kepuasan tersendiri bagi beberapa orang yang
telah mencobanya. Permainan Flying Fox termasuk kedalam jenis permainan Hi-Rope.
Dari sekian banyak variasi permainan Hi-Rope memang Flying Fox yang paling di
kenal dan begitu di gemari banyak orang, mengingat sensasi seluncurnya dari
ketinggian tertentu menuju ke tempat yang lebih rendah yang begitu menantang
dan sangat menegangkan.
Ada beberapa hal yang sangat penting
untuk diperhatikan ketika kita ingin mencoba permainan ini;
1. Pastikan bahwa
alat-alat yang digunakan dalam pemainan ini menggunakan Standard Internasional,
biasanya bertandakan UIAA (Union Internationale des Assosiation D’Alpinisme) dalam setiap item
peralatannya.
2. Perhatikan sudut kemiringan dari
permainan ini, karena jika instalasi pada permainan ini terlalu miring akan
menyebabkan hentakan yang sangat keras pada saat pemberhentian "semakin
keras hentakan, semakin tinggi resiko terhadap kekuatan alat-alat yang
digunakan".
3. Perhatikan setiap operator dan pastikan bahwa para operator dalam
permainan ini dalam keadaan siap dan SAVETY, jika operator sudah siap dengan savety-nya sendiri, itu menandakan bahwa dia sudah
betul-betul mengerti dan memahami resiko dalam permainan ini, sehingga dia akan
sangat berhati-hati memperlakukan, dan memperhatikan keamanan setiap
pesertanya.
OUTBOUND
Outbond berasal dari kata Outward Bound (terarah keluar)
adalah sekolah pelatihan yang pertama kali didirikan di inggris, tepatnya
dikota Wales oleh seorang pendidik yang bernama “DR.Kurt Hahn” pada tahun
1941. Dengan pengalaman hidupnya sebagai seorang pendidik DR.Kurt Hahn berhasil
merangkum, mengambil, dan menggabungkan ide dan metode terbaik dari tiap pakar
pendidikan dunia pada masa itu menjadi suatu metode edukasi yang sangat unik. Awal tujuan dari metode pelatihan Outward Bound adalah melatih para pelaut muda Inggris agar menjadi
seorang pelaut yang tangguh dan siap ketika menghadapi bencana kapal karam
atau perang yang bias terjadi
kapanpun dan tanpa dapat diduga.
Sesuai dengan namanya, metode pelatihan DR.Kurt Hahn menggunakan alam
terbuka sebagai media pelatihannya yang meliputi : petualangan di Hutan Belantara, Berlayar, Mendaki Gunung, Bersampan di Sungai, dan sebagainya.
Pada tahun 1970-an sekolah pelatihan ini berkembang menjadi lebih dari
30 jaringan sekolah di berbagai negara. Yang tidak lagi di fokuskan untuk para
pelaut muda melainkan untuk setiap orang yang berusia diatas 16 tahun keatas
dan berbadan sehat. Karena terbukti efektif dalam melatih kepercayaan diri,
melatih indra, kedisiplinan, dan pentingnya kerjasama guna memperbaiki watak, sikap,
jiwa kepemimpinan, dan menemukan potensi-potensi diri yang tersembunyi pada setiap pesertanya.
Di Indonesia, program pelatihan Outward Bound dikenal
dengan nama Outbound digolongkan menjadi dua yaitu Fun Outbound dan Outbound Training.
1.
Fun Outbound biasanya diisi dengan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya penuh dengan keceriaaan, namun tidak keluar
dari Visi dan Misi OUTBOUN itu sendiri (Pengembangan
Sumber Daya Manusia), dalam hal ini tetap akan ada pembahasan
mengenai materi dan makna dari permain-permainan yang telah dilakukan saat itu,
walaupun tidak terlalu mendalam, paling tidak
para peserta akan mendapatkan penyegaran dan motivasi baru ketika kembali
dengan rutinitas kesehariannya untuk lebih baik dari sebelumnya.
2.
Outbound Training yang biasanya dilakukan lebih
serius, dengan pembahasan materi mengenai apa yang telah dilakukan secara lebih
mendalam sehingga setiap peserta mampu memahami makna-makna dari setiap
aktifitas yang dilakukan saat itu, dan dapat mengenali potensi-potensi, nilai
positif dan negatif yang terdapat dalam dirinya masing-masing, juga menyadari
akan pentingnya membangun sebuah kerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
baik, sehinnga dengan sendirinya para peserta dapat
mengerti, dan memahami tentang pencapaian tujuan dari Organisasi atau
Perusahaan yang ia tempati. Dalam hal ini
setiap peserta harus siap dan komit terhadap situasi yang penuh dengan
tantangan, juga melibatkan emosional secara Psikologis.
Yang lebih penting dalam kegiatan Outbound adalah,
dibutuhkan Instruktur (biasa di sebut sebagai Fasilitator) yang benar-benar menguasai materi. Kebanyakan fasilitator outbound memiliki basic dalam berkegiatan di alam terbuka (walaupun tidak
semua) mungkin karena kegiatan Outbound ini lebih sering dilakukan di
alam terbuka, setidaknya setiap fasilitator harus betul-betul faham mengenai
prosedur keamana berkegiatan di alam terbuka. Tapi ini saja tidak cukup, setiap fasilitator harus memiliki kemampuan
berkomunikasi yang efektif dan persuasif, dilengkapi dengan Ilmu Pengetahuan, Wawasan dan Pengalaman yang
mendalam mengenai aspek organisasi sekaligus psikologi karena hal ini
berpengaruh terhadap pendekatan secara emosional dengan para pesertanya.
Jika seorang instruktur dapat menyesuaikan dengan baik terhadap para
pesertanya, maka akan dengan mudah menyampaikan materi dari simulasi-simulasi
yang diberikan sehingga tujuan-tujuan dari pelaksanaan Outbound tersebut
dapat tercapai dengan baik. Juga dalam pemecahan-pemecahan masalah yang
biasanya selalu muncul dalam kegiatan seperti ini. Jika seorang instrutur tidak
cermat dalam menanggapi permasalahan tersebut ini akan menjadikan konflik
selama kegiatan berlangsung, sehingga Visi dan Misi dari pelatihannya
sulit untuk tercapai. Oleh karena itu, bukan hal yang mudah untuk menjadi
seorang Instruktur dalam pelatihan Outbound ini.
KESIMPULAN
Outbound merupakan sebuah program yang tergabung dari berbagai Aktivitas
dengan tujuan sebuah pencapaian yang diinginkan Organisasi
ataupun Perusahaan.
Kebanyakan provider OUTBOUND biasanya selalu menyertakan permainan
Flying Fox dalam setiap pengemasan program yang ditawarkan, entah karena Flying
Fox memiliki nilai yang positif dalam melengkapi tujuan pelatihan itu sendiri, atau
mungkin karena sensasi tantangan dan keceriaan dari Flying Fox tersebut. Jadi, mungkin karena hal itulah yang menyebabkan kebanyakan orang memandang bahwa Flying Fox dan OUTBOUND merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
Kesalahpahaman ini seringkali muncul dan mengabaikan definisi pelatihan
Outbound. Hal tersebut yang menyebabkan masyarakat awam seringkali menjadi
buruk sangka terhadap penyedia pelatihan Outbound yang menawarkan paket
kegiatan outbound tanpa menyertakan permainan Flying Fox, Hi-Rope, Paint Ball
dan lain sebagainya.
Jadi boleh dikata Flying Fox bukan berarti Outbond karena
Outbond belum tentu ada Flying Fox, walaupun kadangkala Flying
Fox di sertakan sebagai salah satu elemen dalam kegiatan Outbound.
Begitupun sebaliknya, kita tidak melakukan OUTBOUND bila hanya datang ke
suatu tempat penyedia fasilitas seperti Flying Fox, Paint Ball, Hi-Rope dan
sebagainya kemudian membeli tiket untuk sekedar melakukan permainan-permainan
tersebut.